KETIKA
PUTIH MENJADI HITAM
Cerita
ini berawal dari perkenalan sahabatku dengan seorang perempuan yang manis dan
cantik yang sebenernya sih wajahnya mirip sama sahabatku. Gadis itu bernama
Winda Lintang Graceva. Sedangkan sahabatku itu bernama Zainab Ar Rosyidah. Tapi
sayangnya, Winda memiliki kekurangan karena dia mengidap penyakit Kanker Otak
bahkan dia sudah mengidapnya selama 9 tahun. Selain itu pula dia sudah tidak
memiliki seorang mama. Dia bertahan dengan semua penyakitnya karena ada
motivasi dari 2 orang laki-laki yang benar-benar dia sayang.
Dua laki-laki itu adalah kakaknya dan yang satu adalah
orang yang bisa dikatakan adalah fans atau penggemar dari Winda. Katanya sih
kakaknya bernama Rasya Adittia yang biasa dipanggil Bang Adit. Sedangkan yang suka
sama dia namanya Muhammad Iqbaal. Sebenernya dia punya Ayah dan Bunda tiri.
Tapi sang ayah jarang di rumah karena sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan
Bundanya gak pernah yang namanya peduli dengan dia dan bang adit.
***
Awalnya Winda hanya cerita masalah Iqbaal sang adik kelas
yang selalu mengejar ngejar cinta dia. Namun, Winda tak membalas cinta Iqbaal
tersebut karena dia tidak mau menyakiti orang yang ia sayang dengan penyakit
yang dideritanya itu. Dia selalu bersikap cuek, angkuh dan kasar setiap berhadapan
dengan Iqbaal.
Setelah dia menceritakan semua keganjalan hatinya kepada
Zainab, kemudian sahabatku memberi dia saran-saran. Salah satu sarannya adalah dengan
meminta Winda untuk merubah sikapnya ke Iqbaal menjadi kebalikannya. Sahabatku
juga memberikan saran agar dia tidak pesimis dengan penyakitnya itu.
Winda pun melaksanakan saran dari sahabatku itu. Dia
datang menemui Iqbaal untuk meminta maaf dan menjelaskan alasan dia menolak
Iqbaal. Namun, Iqbaal tak menanggapi penyesalan dari Winda, dia malah berbalik
cuek dan kasar kepada Winda.
Winda pun kembali meminta saran kepada sahabatku apa yang
harus ia lakukan selanjutnya. Setelah sahabatku tak tau lagi harus memberi
saran apalagi, akhirnya Zainab meminta bantuan ke Aku. Akupun dimintakan saran
oleh Winda dan aku beri dia saran setelah dia mendapat saran dari aku dia mulai
tenang dan sudah ikhlas apapun perlakuan yang didapatkan dari Iqbaal. Bahkan
dia harus menahan rasa sakit karena tepat hari valentine Iqbaal memberi hadiah
kepada Riska yang katanya sebagai pelarian. Hadiah yang diberikan itupun
diberikan langsung didepan Winda.
*Disekolah
Winda*
Saat
Winda dan Riska berbincang dikelas datanglah Iqbaal.
Iqbaal menghampiri Riska
“Hallo sayang ini cokelat buat kamu, happy valentine ya !” ujar Iqbaal ke Riska
sambil duduk di atas meja dan memberikan hadiah.
“Hallo juga, makasih ya” jawab Riska.
“Woy, dasar gak sopan dateng-dateng duduk di meja orang
gak pernah di ajari tata krama ya kamu?” sahut Winda yang agak sewot sama
Iqbaal
“Dih bilang aja kamu sirik sama aku kan? Dasar cewek
stres!!” ujar si Iqbaal ke Winda.
“Ya gak lah !” sahut Winda dengan singkat lalu
meninggalkan mereka berdua dengan agak merasa sakit hati.
***
Sesampainya dirumah, Winda cerita ke Zainab dan aku. Aku
dengan Zainab mendengar ceritanya ketawa sendiri dan memberi saran
“Tau gak kak, si Iqbaal itu nyebelin banget masak tadi di
kelas dia ngasih coklat si Riska di depan aku pakek duduk di atas meja pula.”
Curhat Winda ke aku dan Zainab melalu sebuah pesan singkat.
Antara aku dengan Zainab membalas yang intinya “ hahaha,
ada-ada aja kamu dek, terus respon kamu gimana? Pasti jelous deh kamunya?
Mending lupain aja deh si Iqbaal itu !!”
***
Lambat laun Zainab berbincang bincang dengan Bang Adit.
Zainab pun mulai menanam benih-benih cinta di hatinya terhadap bang adit tapi
dia memendam perasaan itu sedalam mungkin. Hingga setiap dia bercerita kepada
aku. Saat itu pula aku curiga terhadap Zainab bahwa dia sebenarnya ada rasa
dengan bang Adit.
*Di
Kelasku*
“Eh, bang adit sms aku mulu” kata zainab curhat kepadaku.
“Emang dia sms kamu gimana? Dih ada yang lagi kasmaran
nih kayaknya” Sahutku dengan lantang.
“Dih, nggaklah ya, mana ada.” Ujar Zainab kepadaku
“Udah deh jangan bohong gitu. Aku tau kok kamu suka dari
tatapan matamu aja udah kelihatan kok. Jadi jujur aja gak usah bohong kalo sma
aku itu” Terangku kepadanya.
“Gak kok, suer deh. O ya aku di sms Winda katanya dia
bingung mau jelasinnya gimana ke Iqbaal” cerita Zainab kepada Aku
“Yasudahlah
apa katamu saja. Ntar lambat laun kamu juga ngaku dan ngerasa. Terus kamu jawab
gimana ke Winda?” tanyaku kembali
“Aku
suruh dia buat minta bantuan sahabatnya Iqbaal jelasin ke Iqbaal” terang Zainab
kepadaku
“Terus
responnya gimana?” tanyaku dengan penasaran.
“Dia
mau maafin tapi ada syaratnya” ujar Zainab
“Apa
emang syaratnya?” tanyaku semakin penasaran
“
Dia harus bilang ke semua orang kalau Winda suka sama Iqbaal” jelas Zainab
memberitahuku.
“Waw
keren, tapi masak harus seperti itu? Kalau Iqbaal bener sayang masak gitu sih
sikapnya?” tanyaku lagi
“Aku
sih gatau jalan pemikiran Iqbaal” jawab singkat Zainab
*Hari
Kedua di kelas Zainab dan Puji berbincang*
“Gimana? Udah di maafin belum Winda?” tanyaku kepada
Zainab
“Belum tuh, aku boleh minta tolong gak sama kamu?” tanya
Zainab kembali
“Minta tolong apa emang?” jawabku dengan penasaran.
“Bantu
Winda” kata Zainab dengan simgkat
“Bantu apa emang?” jawabku kepadanya.
“Itu bantu Winda buat jelasin semuanya ke Iqbaal tentang
semuanya” minta Zainab kepadaku
“Gampang to ya caranya kamu minta ke Winda buat bilang ke
Iqbaal, bilang kalau sebenernya Winda suka sama Iqbaal juga tapi dia gak bisa
nerima cintanya selama ini karena dia mengidap penyakit yang mungkin tidak
bertahan lama. Dia takut kalau nyakitin hatinya Iqbaal dan buat tersiksa si Iqbaal.”
Saranku ke Zainab.
“Mending kamu aja deh yang ngomong langsung ke Winda. Dia
minta nomer kamu udah di sms belum? Tanya Zainab kepadaku.
“Belum sih, ntar gampang ah.” Jawabku singkat.
*Sesampaiku
dirumah*
“Assalam’alaikum kakak” pesan kubuka dari nomer asing
“Walaikum salam, ini siapa ya?” balasku ke arah pesan
yang menghubungiku.
“Winda kak” balas pesan singkat.
“Oh kamu to nok, iya ada apa emang?” balasku kepada
Winda.
“Kata ka Zainab kakak mau bantu aku ya?” tanya Winda
kepadaku.
“Bantu apa dulu sayang? Balasku ke Winda.
“Bantu jelasin ke Iqbaal tentang semuanya ka.” Pinta
Winda kepadaku.
“Kalau masalah itu gampang sayang gak usah dipikir.”
“Serius kak?”
Setelah Aku memberitahu dan menyarankan kepada Winda, dia
mulai mersa tenang dan lega. Seolah dia sudah melupakan Iqbaal tapi meskipun
begitu dia masih merasakan sakit dan luka di dalam hatinya.
“Alhamdulilah kak aku udah merasa lega dan tenang
mendengar saran dari kakak. Makasih kak.” Balasan pesan yang kubuka dari Winda.
“Iya sama-sama sayang, jika kamu merasa ada yang
mengganjal lagi boleh kok kamu cerita semua ke aku. Anggap saja aku kakak kamu
sendiri.” Balasku menerangkan.
“Iya kak makasih ya. J” balas Winda
singkat.
***
Selang beberapa hari setelah kejadian itu, dimulailah
awal kejadian perkenalanku dengan Bang Adit. Yang sebenarnya tak pernah ada di
benakku untuk tahu dan bahkan mengenal bang Adit lebih dalam.
“Assalamu’alaikum J” pesan ku kirim
kepada Winda.
“Walaikum salam.” Balas salam dari Winda kepadaku.
“Lagi apa nok?” tanyaku kepadanya.
“Lagi sama abang kak. Ada apa kak?” tanya Winda kembali
kepadaku
“Gapapa kok, o yasudah lah kalo begitu, jangan lupa mandi
siap-siap shalat ya.” Saranku kepada Winda
“Kamu Puji ya sahabatnya Zainab?” pesan yang
mengejutkanku seketika
“Maaf ini siapa ya? Kok pakai nomernya Winda? :o” balasku
dengan nada bingung.
“Aku Adit abangnya Winda” balasnya memberitahu.
“Oh iya ada apa bang?” tanyaku dengan agak ketus.
“Gapapa pengen kenalan aja.” Jawabnya singkat.
“Ini kan udah kenal.” Jawabku dengan nada makin ketus.
“Dih cantik-cantik cuek.” Katanya kepadaku.
“Kata siapa cuek? Gak kok. Windanya kemana emang? Tanyaku
mengalihkan pembicaraan.
“Windanya lagi ngaji”terang bang Adit kepadaku.
“Yaudah salam buat Windanya ya bang.” Balasku
“Iya, lagi apa kamu?” tanya si abang.
“Lagi
belajar bang.” Jelasku ke bang Adit.
“Ganggu?”
tanya abang ke aku.
“Gak
kok bang.” Jawabku singkat.
“Boleh
nanya gak?” ragu-ragu.
“Boleh,
nanya apa emang bang?” jawabku penasaran.
“Kamu
udah punya belum?” tanya dia kembali.
“Punya
apa bang?” tanyaku semakin penasaran.
“Pacar”
jawab singkat.
“Udah
bang, emang kenapa?” jawabku menerangkan.
“Yah,
padahal aku suka kamu.” Katanya dengan nada menyesal.
“Suka
gimana maksudnya bang?” tanyaku sembari kebingungan.
“Aku
naksir sama kamu. Mau gak kamu jadi pacar aku?” jelas bang adit mengungkapkan.
“Pacar?
Apa gak salah bang. Kenal aja baru. Mungkin kamu hanya sebatas ngefans karena
suka bang.” Tanyaku dengan ragu-ragu.
“Gak
kok aku serius, mungkin semuanya mustahil. Kamu cantik.” Pujian dari abang
kepadaku
“Aku
gak bisa bang, aku masih punya pacar dan aku menghargai perasaan Zainab bang.”
Jawabku dengan menyesal.
“Emang
Zainab kenapa? Suka sama aku? Tapi aku sukanya sama kamu kok.” Tanya abang
kaget.
“Abang
kan belum pernah liat aku kayak gimana, kok udah bilang suka? Mending abang
sama Zainab aja dia suka sama abang.” Jawabku mengelak.
“Dih udah kok” Respon singkat.
“Kapan
emang bang? Dimana?” tanyaku penasaran.
“Di
foto kamu, tadi siang aku di kasih tau sama Winda” meyakinkanku dengan
semangat.
“Tapi
akukan juga belum pernah liat abang” jawabku dengan nada tidak yakin.
***
Seketika
ada balasan pesan dari nomer yang sama setelah aku buka ternyata bukan dari
Bang Adit. Tapi dari Winda.
“Maaf
ya ka aku tadi ngaji.” Terang Winda kepadaku.
“Iya
gapapa kok sayang.” Jawabku meng-iyakan
“Kak
bang adit nih nanya-nanya tentang kakak mulu. Sampai ayah bilang bang adait
gila.” Jelas dari Winda ke aku.
“Nanya
gimana emang nok?” tanyaku lagi.
“Ya
begitulah kak” jawabnya singkat.
“Ya
sudahlah udah malem selamat isirahat ya sayang. Jaga kesehatan kamu ya.”
Pesanku kepada Winda.
***
Esok hari di sekolah seperti biasa aku cerita-cerita ke
Zainab masalah smsku dengan bang Adit dan Winda begitupun sebaliknya.
“Gimana? Kamu di sms Winda apa aja?”
“Ya begitulah, semalem Bang Adit sms aku tuh nembak aku
tapi gak aku terima” ceritaku meyakinkan
“Kenapa
emang?” Tanya Zainab penasaran.
“Aku
kan menghargai perasaanmu” Jawabku memberitahu.
“Perasaan
apa?” tanyanya sembari ragu-ragu.
“Halah,
jujur deh kamu sebenarnya maksir bang Adit kan?” tanyaku sedikit memaksa.
“Gak
kok, kenal dia aja baru kok.” Jawabnya seolah-olah meyakinkan.
Tapi
kamu ada rasa, ungkapin aja sebelum terlambat. Kamu kan tau aku juga punya
pacar jadi gak mungkin Aku terima bang Adit. Aku gamau ada hati yang terluka.
Apalagi kamu.” Ucapku menjelaskan semuanya.
“Aku
gapapa kok, aku gak suka” jawabnya tak mengaku.
“Apa
katamu aja lah, ntar lambat laun juga kamu jujur sama aku.” Jawabku cuek
Stelah itu bel pun berbunyi dan kami
melanjutkan Kegiatan Bellajar Mengajar dikelas meskipun seebenarnya ada
keganjalan di hatiku.
*Setibanya
aku di rumah*
Setelah aku pulang kerumah yang aku tuju pertama kali
adalah ponselku karena aku berharap ada pesan yang aku dapat dari Winda dari
Bang Adit.
Ternyata lama aku menunggu tak ada pesan masuk satupun
dari bang Adit. Tepat pukul 20.14 tanggal 22 Februari aku membuka pesan dari
bang Adit berisi
“KALAU AKU GK DA KBR JGN CARI AKU TANYAKAN PDA HATIMU
PENTINGKAH AKU D HATIMU .....”
Aku sontak terkejut mendapat pesan itu dari bang Adit
lalu akupun membalasnya dengan nada lemah.
“Abang kenapa? Ada masalah?”
Dia hanya menbalas “nggak lg ga mood aja”
Sontak aku terkejut dan aku terus mencoba bertanya
kepadanya tapi selalu gagal dan dia cuek bahkan hanya membalas “:-!” , “:-/” ,
“:-?” dan “kenapa”
Tiba-tiba dia mengirimiku pesan “aku sayang sama kamu”
Akupun menjawab “Aku gak bisa menerima cintamu karena 2
hal. Pertama aku menghargai perasaan Zainab dan aku udah punya pacar.”
“Kenapa
selalu Zainab yang menjadi masalah antara kita” ujar Bang Adit keras kepadaku.
Tak
lama kami bertengkar hingga akhirnya ....
Aku
mendapat kabar dari Winda bahwa Bang Adit minggat dari Rumah dan kamarnya
berantakan ponselnya hanya tergeletak di meja dan pesan yang ada hanya dariku. Aku
benar-benar bingung dan Khawatir karena kejadian itu.
*Pagi
di dalam kelas*
Aku tediam dan menangis. Zainab datang menghampiriku dan
bertanya kepadaku tentang semua kejadian semalam aku hanya terdiam tak kuat
menahan air mata.
“Kamu kenapa?” tanya Zainb pelan.
“Gara-gara masalah semalem” jawabku halus karena sedih.
“Kok
bisa? Emang gimana ceritanya? Kan terakhir smsan sama dia kan kamu jadi aku
gatau malah di tanya Winda.” tanya Zainab kembali
“Aku
semalem di tembak bang Adit tapi gak aku terima lagi” Sahutku menjawab.
“Emang
kenapa lagi?” Tanyanya kembali.
“Sama
alasanku sebelumya.” Jawabku singkat.
“Iya,
gara-gara itu bang Adit juga nembak aku tapi aku hanya buat pelampiasannya aja.”
Zainab menceritkan ke aku.
“Aku
jadi khwatir sama bang Adit. Semoga dia baik-baik aja.” Ucapku dengan nada
benar-benar khawatir.
“Aku
juga berharap seperti itu.” Jawabnya kembali.
*Sesampai
di rumah*
Aku membuka pesan kembali dan Winda memberitahuku. Kabar
yang menegjutkan aku dapat dari Winda.
“Kak, bang Adit sampai sekarang belum pulang.” Pesan
masuk dari Winda aku baca.
“Kok
bisa? Terus dia kemana?” tanyaku kepada Winda.
“Aku
juga gatau kak, Emang kakak smsan gimana aja?” jawab Winda kebingungan.
“Di
hpmu udah gak ada nok? Ceritanya panjang. Berarti abang gak kuliah?” tanyaku ke
Winda berulang kali.
“Gak
lah kak. Gak ada kak, udah di hapus sama abang. Ceritain dong kak, kasihan
Abang ntar kalau ayah pulang pasti abang dmarahin sama ayah. Kasih tau aku biar
aku bisa jelasin ke ayah kak” Terang Winda kepadaku.
“Aku
juga gatau nok aku bingung” jawabku nada bingung.
***
Tak lama aku mendapat kabar dari Winda bahwa sang kakak
sedang di rumah temannya dan sedang perjalanan pulang.
“Alhamdulilah aku dapet kabar dari abang katanya dia
bentar lagi pulang kak semalem dia di rumah temennya bang Adit kak
“Alhamdulilah nokkalo begitu
*Sesaat
kemudian*
“Kak,
bang adit pengen ngomong.” Ucap Winda kepadaku.
“Ngmong
apa?” tanyaku penasaran.
“Kamu
cerita apa aja ke Zainab?” pertanyaan terlontar dari bang Adit.
“Gak
ada, gimana kamu gapapa kan bang? Tadi gak kuliah?” responku kepadanya.
“Gak”
jawabnya singkat.
“Cuek
banget. Masih marah? Yaudah maaf bang” pintaku dengan belas kasihan.
“Ya”
kembali singkat.
“Plis
aku mohon maafin aku bang.” Pintaku lagi.
“Emangkamu
perduli sama aku?” tanya bang Adit ke aku.
“Banget”
jawabku meng-iyakan.
“Apa
buktinnya?” tanya bang Adit.
“Buktinya
aku dari tadi khawatirin kamu terus bang. Sampai aku gak bisa fokus bang.”
Ujarku meenjelaskan semuanya.
“Makasih
J”
jawabnya singkat.
*Malamya*
“Malming
kemana bang?” tanyaku ke bang Adit.
“Nanti
jga keluar mau maen krmh PACAR” jawabnya mebuatku cemburu.
Bagai
petir menyambar di hati apalagi setelah tau wnita itu sahabatku sendiri yang
hanya untuk menbuat aku mengeluarkan api cemburu.
“Emangnya
pacarmu orang mana bang?” tanyaku kembali.
“Pati” terangnya
kepadaku.
“Namanya?” tanyaku
singkat.
“Zainab” jawabnya
kepadaku.
Sesaat
kembali ada pesan masuk “AKU SAYANG KAMU SAMPAI KAPAN PUN ZARROSIDAH LOVE
YOU” bagaikan petir menyambar hati
rasanya.
Akupun
membalas “Selammat ya semoga kalian bahagia” meskipun pahit rasanya di hati dan
sulit untuk mebuka mulut
Kembali
dia membalas dan berusaha menjelaskan ke aku dan sampai sekarang aku tak tau
apa maksud semua kata-katanya tersebut “walau aku berkata kalo aku sayang zainab
tapi hati aku berkata bahwa aku sayangnya cuma sama kamu”
“Tauk
ah gelap” jawabku cuek.
“ Ko kamu marah si,
nanti cantik nya luntur lho.” Pujiannya ke aku.
“Apa katamu sajalah”
kembali cuek.
“BERAPA KALI KU HARUS
KATAKAN CINTA BERAPA LAMAKU HARUS MENUNGGU MU” balasan ku terima lagi.
“Apa
maksudmu mas?” responku pura-pura tidak tahu.
“Aku
sayang kamu” kembali terucap.
“Terus?”
respon cuekku kembali terlontar.
“J
Love you” dia meyakinkanku.
“Aku gak butuh janji,
aku butuh bukti” ucapku memberi syarat.
“Oke aku akan buktiin”
seolah dia meyakinkan.
“Terserah” kataku
singkat.
“J
udah dulu ya aku capek mau istirahat
I LOVE YOU MY PRINCESS
AKU SAYANG KAMU AKUAKAN MENUNGGU KAMU SAMPAI KAMU JADI PACAR AKU” pamit bang
adit kepadaku
“Nyesek rasanya denger
kata-katamu tadi.” Tangisku dalam batin.
“Nyesek knpa?? Tenang
koq aku ga bkal kmana mna kan aku sayangnya sama kamu dong” berusaha
menenangkanku.
*Dikelas*
Aku kembali menceritakan semuanya kepada Zainab. Dia
merespon baik ke aku bahkan dia dukung aku. Meskipun aku tau dia mendesak aku
karena dia mulai mengikhlaskan dan mengubur perasaannya sedalam mungkin.
“Gimana kelajutannya? Kamu udah terima bang Adit.” Tanya Zainab
ke Aku.
“Belum aku bener-benr jaga persaanmu aku tau kamu
sebenarnya sakit mendengar semuanya kan?” ujarku ke dia.
“Dia bener sayang sama kamu dia udah jelasin semuanya ke
aku” usaha meyakinkanku dilakukan oleeh Zainab.
“Yasudahlah. Biarkan saja” kata-kataku cuek
*Sepulang
sekolah*
“Kamu ngomong apaan aja ke” kata bang Adit sedikit
mencentak.
“Ke siapa?” jawabku kaget.
“Zainab” jelas bang Adit.
“Gak ada, kenapa? Takut Zainab nolak kamu?” kembali ku
meyakinkan.
“Dih siapa lg yg mau” ucap bang Adit kepadaku.
***
Setelah itu aku menelpon bang Adit tapi yang mengangkat
adalah Winda dia bilang bahwa ada ayahnya dan aku pun meminta maaf.
Tuuuttttt...tttuuuutttt..... Ponselku ku menghubungi
ponsel Winda.
“Assalamu’alikum” salam ku lontarkan
“Walaikum
salam, maaf ya kak ada ayah. Abang mau ngomong tapi ada ayah.” Jawab suara dari
seberang.
“Iya
gapapa nok. Yasudah maaf. Assalamu’alaikum” mengakhiri telepon.
“Walaikum
salam” jawabnya.
Tut.tut tut telepon
terputus
***
Kembali kamu lanjut pesan kami seperti biasa layaknya
senbelumnya ada telepon antara kami.
“Maaf nok aku tadi gatau.” Ucapku menyesal.
“Nok
nok aku Adit. Tadi ada ayah sayang” Jawab bang Adit mengejutkannku.
“Yasudahlah
kamu aja gak berani ngomong kok.” Ucapku cuek.
“Sumpah
ada ayah, aku juga pengen” ujar bang Adit meyakinkanku.
“Yasudahlah”
jawabku singkat.
“J”
kata bang Adit.
“Ada
apa senyum-senyum? Kesambet apa tadi?” tanyaku sembari bercanda.
“Kesambet
cintamu” terlontar gombalan mengejutkan.
“Masak
sayang?” balasku menggoda.
“Lebay
ah” jawabnya risi.
“Biarin
aja :p” cuekku kembali.
“Dih
awas ya :-/” katanya membuatku tersenyum.
“Awas
apa?” tanyaku.
“Mau
gak jadi pacar aku?” pertanyaan itu terlontar kembali.
“Blh,
tapi ada syaratnya.” Jawabku memberi respon.
“Chius?
Apa?” tanya bang Adit penasaran.
“Kamu
harus nyatain langsung lewat omongan langsung” kusebut syarat itu.
“Gak
adha syarat lain apa?” tanda terkejut darinya.
“Gak
ada” kataku
“Nanti
ya drmh rame lgi ada sodara” kata menunda
“Yasudahlah
gapapa, besok aja” jawabku ke dia
Gak
tau :-! Soalnya sodara dari batam yg dateng kalo gak prcya tlpon aja pasti rame.”
Kata bang Adit meyakinkanku.
“Iya
aku percaya sayang. Aku boleh minta foto kamu?” permintaanku kedua terucap.
Kembali
menjawab “Nanti ya”
Aku tunggu sampai lama tak ada kabar dan tak ada oto
masuk bahkan Winda pun tak menghubungiku.
***
Setelah pesan itu aku tak ada kontak lagi dan aku mendapat
pesan dari Winda membuat aku terkejut tak dapat melakukan aktivitas kembali.
“Yaa allah bang adit tambrakan pas mau nganterin tante
tini pulang krmh nya skarang abang koma dn dirawat rmh sakit permata bunda
ciledug L”
Cerita Winda kepadaku.
“Inalilahi aku turut berduka nok terus sekarang keadaan
abang gimana?” responku terkejut.
“Keritis
L
udah jangan pada bnyak nanya :’(” jawab Winda singkat.
***
Setelah beberapa saat aku tak mendapat kabar dari Winda
hingga aku pulang sekolah lalu aku membuka akun dari Winda. Kubaca dan tertuliskan
seuatu yang mengjutkaknu
“abang jahat knpa abang ningaliin adek L abang kn udh janji ga akan ningaliin adek tapi knpa abang
ingkar janji knpa bang L L ;'(
Dulu
mamah yg ningallin gua sekarang abang L Ya tuhan cobaan apaan lg ini L”
***
Melihat
hal itu aku lalu menghubungi Winda dan bertanya langsung tentang semuanya.
“Kamu
gak bohong kan nok abang kamu udah gak ada?” tanyaku kurang yakin.
“Nggak L
abang tadi siang di makamkan” jawab Winda.
“Serius?” kataku
kembali bertanya.
“Nggapian aku bhoong
si, bneran” Jawab Winda memberitahu
***
Bagai petir menggelegar
di hati. Pahit rasanya dan sakit rasanya mendengar semuanya yang membuaku
sakit. Aku hanya bisa berdo’a. Sebenarnya sebelum kepergiannya aku di datangi
di mimpiku dia pamit ke aku dam meminta do’a.
Tengah
malam sekitar jam 2 aku bangun shalat tahajud, nagji baca yasin dan berdo’a
untuk abang Adit.
***
Kembali
aku menerima pesan dari Winda yang semakin membuat aku rapuh dan tak mampu
bertahan.
#####
Knapa bang adit
nenggalin adek adek sendiriaan bang ga ada lg yg neminiin adek L
kalo ayah ada tugas keluar kota adek sama siapa L abang knpa
inkar janji abang kn udh prnah janji sama adek kalo abang ga akan nenggalin
adek seperti mama ninggalin adek :-[ abang jahat abang ingkar janji adek benci
abang L
hiks hiks hiks hiks hiks
#####
***
Ku
ingat pesan dari Zainab “Senyumlah untuk abang teh bertahanlah untuk abang
lakukan apapun untuk abang teh. Abang ga butuh air mata di butuh do’a teh.”
Aku selalu bertahan untuk bang Adit karena aku yakin bang
Adit selalu di sampingku meski aku tau dia telah tiada untuk selamanya dan
antara kami terpisah oleh jarak ruang dan waktu.
=====TAMAT=====